Seperti kita ketahui bersama, perubahan zaman telah merubah pola fikir manusia, terlebih lagi dengan bias gender yang selalu digembor-gemborkan oleh aktifis wanita, membuat sebuah revolusi yang sangat luar biasa. Kaum wanita yang dahulunya hanya melayani suami dan mengurus anak di rumah, kini telah disulap mejadi luar biasa. Kaum wanita kini berubah drastis, yang tak mau kalah dengan kaum laki-laki dalam berbagai jenis kegiatan dan salah dsatunya adalah pekerjaan. Kaum wanita kini lebih banyak yang bekerja dan mengejar karirnya, dalam mengimplementasikan ambisi dan cita-citanya selama ini. Terkait dengan hal tersebut banyak kasus-kasus dalam sebuah rumah tangga itu adalah kasus perceraian, hal ini dikarenakan kaum wanita lebih mementingkan karir dan jarang dirumah untuk berkumpul bersama keluarga. Semoga anda buka termasuk didalamnya. Jikalau anda memang waita karir maka anda perlu sekali membaca tips-tips ini, hal ini dikarenakan sebagai seorang wanita karir yang selalu sibuk dengan rutinitas kerja yang padat. Membuat waktu kita sangat terbatas untuk anak kita. Padahal inginnya kita bisa terus menerus dekat dengan si buah hati.
Menurut psikolog selama kita bisa memanfaatkan waktu , orang tua yang sibuk pasti tetap bisa membesarkan anaknya dengan baik. Karena belum tentu juga anak yang orangtuanya mempunyai seratus persen waktu di rumah, bisa memiliki kualitas fisik, jiwa dan psikologis yang lebih baik dibandingkan anak yang orangtuanya banyak waktunya habis di tempat kerja. Karena tumbuh kembang anak tidak bergantung pada lama waktu alias kuantitas orang tua bersama anaknya. Tetapi lebih kepada kualitasnya. Ibu yang setiap hari di rumah, tapi tidak terlalu care pada tumbuh kembang anaknya, misalnya ibu asyik menonton televisi sendiri, sementara anaknya dibiarkan bermain sendiri tanpa bimbingan darinya. Tidak akan sebanding dengan ibu yang bekerja namun memanfaatkan waktunya yang terbatas secara maksimal untuk mengikuti dan membimbing tumbuh kembang anaknya.
Siapapun pasti ingin bisa menjadi orang tua yang baik. Dan untuk menjadi orang tua memang butuh belajar. Namun sayangnya, sekolah untuk menjadi orang tua belum ada. Bagaimana sebaiknya memanfaatkan waktu menjadi orang tua dengan efektif ? berikut tipsnya.
1. Dekati Anak, Pahami Karakternya
Orangtua yang baik berusaha memahami karakter anaknya. Ada anak yang sejak awal menunjukan karakter pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri. Sebaiknya perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan memaksakan anak untuk menjalani karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu yang dia belum merasa siap. Waktu serta tenaga yang anda berikan pun terbuang percuma. Untuk memahami anak, anda tentu harus dekat dengan mereka. Dan menjadikan diri anda sebagai orang dekat hingga jadi tempat curhat juga perlu trik. Jika anak sedang bermasalah, berikan rasa empati dan perhatian. Tunjukan bahwa anda peduli dan ingin dia kembali ceria. Jika karakter anak anda tertutup jangan paksa dia untuk segera to the point menceritakan masalahnya. Anak malah semakin bungkam. Dekati sedikit demi sedikit, ajak dia ngobrol dari hati ke hati, dari situ anda bisa masuk ke pokok masalnya. Meski sibuuk, jadilah pendengar yang aktif . jangan pura-pura mendengarkan padahal tidak dan masih bekerja. Alihkan konsentrasi ke dia atau minta untuk menunda pembicaraan sesaat lagi.
2. Positive Parenting
Terapkan positive parenting yaitu menghargai setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan usahakan untuk menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan langsung dimarahi. Tapi bali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu baik atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak adalah proses menemukan jatidiri atau identitas dirinya. Dengan cara ini, anak mengerti dan anda bebas stress. Anak usia satu sampai dua tahun adalah usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi. Maka berikanlah kesempatan itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.
Mungki belum banyak para orang tua yang mengetahui bahwa, dalam masa pertumbuhan anak perlu adanya sesuatu yang baru untuk tahap pembelajaranya dalam mengenali dan mengerti sesuatu. Dalam setiap langkah anak-anak Anda biarkan saja, akan tetapi jika masih dalam batas kewajaran, sebab dengan membiarkannya untuk mengenal dan mencoba berarti Anda telah bersikap bijaksana, karena telah mengijinkan anak anda untuk mengenal benda atau yang lainnya. Dalam masa pertumbuhan seorang anak akan merekam kejadian-kejadian yang ia alami, dilihat, didengar, diraba, dirasa, dalam memori otaknya, yang nantinya akan menjadi hal yang biasa dia lakukan dalam masa yang akan datang. Ibaratkan seperti ini, jika dalam masa pertumbuhan Anda selalu melarang anak-anak untuk melakukan hal-hal baru dengan kata-kata “Jangan”, maka ketika telah tumbuh menjadi dewasa si anak ini, dalam merintis usaha katakanlah, akan menjadi penakut, dan tidak mau untuk berinovasi karena takut gagal, hal ini diakibatkan anak anda sejak dini sudah terdoktri dengan kata-kata “jangan”.
Namun berbeda jika dari kecil Anda ajarkan si anak dengan kata “ Sukses”, katakanalah ketika ia terjatuh, kemudian Anda katakana sukses, maka memori anak Anda tersebut akan merekam, dan menjadi patokan, akibat dari sebuah usaha. Setelah anak Anda tersebut dewasa maka hasilnya akan menjadi seoranag yang gigih dalam berusaha dan bekerja, serta mampu untuk terus berinovasi, tanpa ada banyang-banyang kegagalan dan menciutkan nyalinya, karena si anak tersebut telah merekam kata-kata sukses sebagai patokan sejak dini.
3. Libatkan dan Ajak Diskusi
Ingin anak yang pemberani dan punya sifat memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga, dengarkan dan hargai pendapatnya. Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di memorinya. Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju, berwisata ke mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk rasa percaya dirinya. Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan penyelesaian masalah secara demokratis. Mulailah melibatkan mereka ke dalam tugas-tugas rumah tangga sehari-hari, tentunya dengan menyesuaikan dengan usianya mereka. Anak biasanya akan merasa senang, jika ia merasa dibutuhkan oleh orang lain dan berguna bagi orang lain.
4. Manfaatkan Setiap Kesempatan
Jika anda adalah orangtua bekerja, maka pintar-pintarlah mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi dengan anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan mendapatkan pembicaaan yang ‘berisi’. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai tentang berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia menonton televise. Mengajak diskusi selalu bisa diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik danmungkin bikin dia geli. Missal.” Nak, kenapa ya manusia itu kadang-kadang sakit? Apa kuman itu juga bisa sakit ya ?”
5. Sediakan Waktu Khusus
Meluangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara anda dan anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk memahami dan mendekatkan diri dengan anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai dari saat membangunkan atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi bersama, pergi bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi. Usahakan setiap hari ada waktu khusus untuk setiap anak. Akan lebih baik jika waktu libur dimanfaatkan untuk bersama keluarga.
6. Ungkapkan Kasih Sayang
Setiap orang tua pasti menyayangi anaknya, begitu pula sebaliknya. Namun tak jarang orang tua menganggap hal itu tak penting. Padahal, mendapatkan kasih sayang adalah hak setiap anak. Termasuk dalam bentuk verbal. Seperti ‘ mama sayang kamu’. Ini berpengaruh sangat besar kepada anak. Karena merasa diperhatikan dan disayang. Sehingga anak memiliki kedekatan emosi yang dalam terhadap orangtuanya anak juga memiliki perasaan yang halus, lembut dan penuh kasih sayang terhadap sesama. Ungkapan kasih sayang dengan ucapan sayang. Belaian pelukan dan ciuman dalam setiap kesempatan.
7. Komunikasi Yang Efektif
Komunikasikan denagn jelas dan lembut. Ketika anda memberikan perintah kepada anak. Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya.
Stop memberikan ceramah, memarahi atau mengomeli anak dengan panjang lebar apalagi dengan teriak-teriak. Sebaliknya seringlah mengajak mereka berdiskusi. Jangan sekali-kali berbicara dengan keras dan kasar terhadap anak. Kalau anda tak ingin mereka meniru.
8. Saat Marah, Anak Jangan Dijadikan Pelampiasan
Perilaku anak kadang membuat orangtua kesal dan jengkel. Apalagi kalau pekerjaan dan kekalutan di kantor di bawa kerumah. Jika anda mengalami hal ini, jangan sekali-kali menjadikan anak sebagai pelampiasan kekesalan. Karena marah, anak menjadi objek omelan, luapan emosi atau bahakan sampai membuat kita tak menghiraukan dan memperhatikannya. Saat marah, control diri memang cenderung lebih rendah tapi jangan sekali-kali melampiaskannya kepada anak. Di depan mereka, tetaplah bersikap seperti biasa. Sempatkan waktu luang sejenak untuk berpikir dan introspeksi diri. Ambil napas panjang dan coba berpikir untuk mencari solusi terbaik bagi masalah anda. Satu hal yang penting : orang tua yang efektif juga butuh waktu untuk dirinya sendiri.
SUMBER : Prio Suyogi, 2010. Pendidikan Karakter Anak. Yogyakarta. Laskar Matahari Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar